Responsive Ads Here

Selasa, 06 Februari 2018

Pelepasan Aset Memicu Pelemahan Rupiah Jadi Rp13.560

<

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta bergerak melemah sebesar 40 poin menjadi Rp13.560 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.520 per dolar Amerika Serikat (AS).

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa dolar AS diperdagangkan menguat terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah menyusul aksi lepas sebagian aset di negara berkembang.

“Investor mengurangi eksposur terhadap aset yang berisiko dan mencari perlindungan pada dolar AS yang relatif aman. Akibatnya dolar AS lebih kuat,” katanya, Selasa (6 Februari 2018).

Dia menambahkan bahwa dolar AS yang menguat juga didukung data ekonomi yang bagus. Data ISM non manukfatur Amerika Serikat berada di 59,9 pada Januari, melebihi estimasi di 56,5 dan Desember tahun lalu. Pelaku pasar juga merespon data pekerja non pertanian (NFP) AS yang mengalahkan estimasi pasar.
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih menambahkan bahwa harga minyak mentah dunia yang melemah memberi indikasi negatif bagi mata uang di kawasan Asia, termasuk rupiah.

Terpantau, harga minyak mentah jenis WTI Crude pada Selasa (6 Februari 2018) turun 0,94 persen ke posisi 63,55 dolar AS per barel. Sementara minyak mentah jenis Brent Crude melemah 1,15 persen ke 66,84 dolar AS per barel.

Dia mengharapkan Bank Indonesia melakukan penjagaan agar pergerakan rupiah tidak tertekan lebih dalam dan tidak melesat melewati level Rp13.600 per dolar AS.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Selasa (6/2) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp13.578 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.498 per dolar AS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar